Wae Rebo Salah Satu Wish List yang Menjadi Nyata



Gerimis menyambut ketika kami menginjakkan kaki di Wae Rebo, perjalanan 2,5 jam yang harus kami tempuh akhirnya terbayar sudah dengan keindahan Desa adat yang unik dan cantik ini. Kabut tipis menutupi gunung yang ada di belakang Rumah adat Tradisional Mbaru Niang. Pak Jasper guide kami dari desa Dintor langsung membawa kami ke salah satu rumah Mbaru Niang yang paling besar dari yang lainnya.




Disana kami di sambut dengan upacara adat yang di pimpin oleh Bapak Alex. Pak Alex menjelaskan bahwa ketika kami selesai disambut dengan upacara adat berarti kami sudah menjadi orang Wae Rebo. Secangkir kopi Arabica yang harum dan nikmat di suguhkan untuk kami, pas sekali dengan udara dingin sore itu. Wae Rebo sendiri terkenal dengan daerah penghasil kopi, kopi nya tak kalah nikmat dengan kopi - kopi dari daerah lain.





Kebetulan ketika kami berada disana sedang di laksanakan upacara adat oleh para tetua - tetua. Konon upacara pemotongan dan membakar seekor ayam di lakukan karena adanya mimpi buruk yang di alami oleh salah satu warga disana dan disampaikan kepada tetua adat yang bisa mengartikan mimpi mereka. Hewan korban yang di bakar pun berbeda - beda tergantung dari mimpi dan keputusan tetua adat setelah mengartikan mimpinya. Beruntung sekali kami bisa melihat langsung kearifan lokal desa Adat Wae Rebo. 





Sunrise di Wae Rebo mulai dari pukul 06.00 sampai 06.45 waktu setempat, sedikit lebih terlambat karena desa Wae Rebo terhalang oleh Gunung. Udara di Wae Rebo masih sangat sejuk dan segar, beruntung sekali mereka yang tinggal disini masih bisa menghirup udara yang sangat bersih. 




Beruntung nya kami karena ketika kami kesana anak - anak yang sudah bersekolah sedang berlibur dan pulang ke rumah masing - masing jadi kami bisa bertemu dan bermain bersama mereka. Biasanya di hari biasa anak - anak yang sudah menginjak umur 6 tahun ke atas akan tinggal dibawah di desa Denge bersama kerabat mereka untuk bisa bersekolah dan mengenyam pendidikan. Sengaja saya bersama teman - teman membawa buku cerita dan juga makanan kecil untuk di bagikan kepada anak - anak yang ada di Wae Rebo. Alangkah bahagianya mereka ketika mendapatkan buku cerita dan juga makanan yang kami bawa. 




Akhirnya salah satu wish list saya selama dua tuhan terlaksana sudah, seperti mimpi yang menjadi kenyataan bisa berkunjung ke Wae Rebo. Masyarakatnya yang ramah dan penuh kehangatan membuat saya ingin kembali kesana untuk menyapa kembali.

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Cerita Horor di Puncak Galau Gunung Kapur Ciampea - Bogor

Cimaja Beach Club, Tempat Nongkrong Asik di Pelabuhan Ratu

Kini Akses Menuju Geopark Ciletuh Lebih Mudah dan Cepat Melalui Jalur Loji