Menikmati Suasana Pedesaan di Dintor

View pulau Mules dari Dintor


Dintor adalah nama salah satu desa yang terletak di Kabupaten Manggarai Flores, Nusa Tenggara Timur. Awalnya kami berencana singgah di Desa Denge karena Denge adalah desa terakhir yang terdekat untuk ke Wae Rebo. Saya pun sudah mendapatkan info dari Ria teman saya yang tahun lalu lebih dahulu ke Wae Rebo. Dia memberikan info tentang tempat dan contact person yang ada di sana. Ria merekomendasikan saya untuk singgah ke rumah Pak Blasius yang ada di Denge. 


Di perjalan mas Arken supir kami menanyakan, kami mau singgah di rumah pak Blasius atau pak Martin. Deli langsung bilang kalau dia lebih memilih di rumah pak Martin karena melihat dari beberapa video di youtube dan juga blog. Padahal sebelumnya saya pernah menelfon pak Blasius untuk menanyakan biaya menginap di Wae Rebo, jasa guide dan juga makan di sana. Akhirnya setelah suara terbanyak kami memutuskan untuk ke rumah pak Martin. Pak Martin adalah pemilik dari Wae Rebo Lodge jadi kalau mau extend di Dintor bisa menginap di sini.


Wae Rebo Lodge
Rumah Pak Martin
Pedesaan banget
Teras penginapan


Rumah pak Martin ada di tengah sawah, view nya memang bagus, kami bisa melihat hamparan sawah yang sudah menguning, gunung dan juga laut. Suasana pedesaan seperti ini jarang kami temukan. Dari sisi sebelah kiri rumah pak Martin kelihatan laut dan pulau Mules. Mas Arken memberitahu kalau yang tinggal di pulau Mules itu adalah orang - orang dari Ende yang beragama muslim.


Bentuk penginapan dari depan
View sawah & gunung
Musin panen :D


Sambil menunggu makan siang yang sedang di siapkan kami pun menikmati suasana pedesaan Dintor. Ternyata Dintor belum masuk listrik jadi di sini masih menggunakan genset atau tenaga matahari. Sedikit heran kenapa desa yang akses mobil saja sudah bisa dan tidak terlalu pelosok belum ada listrik bahkan sinyal telfon pun tidak ada. Kalau pun ada mungkin harus turun ke desa yang ada di bawah.


Makan siang


Selesai makan siang dan packing pak Martin memberikan sedikit penjelasan tentang biaya apa saja yang harus di bayar dan apa saja yang harus kami perhatikan ketika sampai di sana. Dan pak Martin memberitahu kalau kemarin pengunjung yang ada di Wae Rebo mencapai 150 orang. Pengunjung ada yang tidur di taman baca dan rumah warga sekitar. Bahkan sampai ada pengunjung yang tidak kebagian makan. Mungkin karena libur long weekend jadi terjadi lonjakan pengunjung. Mudah - mudahan pas kami ke atas pengunjungnya sudah berkurang jadi kami bisa merasakan tidur di rumah adat mbaru niang.


Finsya, Anisa, Hasbi, Deli, Pak Jasper, Julie & Maurren


Pak Martin memperkenalkan kami kepada pak Jasper, pak Jasper adalah guide yang akan membawa kami ke Wae Rebo. Kami hanya membawa day pack kecil untuk barang seperlunya saja sedangkan carriel kami tinggalkan di mobil Mas Arken. Mas Carlo supir tandem mas Arken yang akan mengantarkan kami ke ujung aspal Desa Denge.


Pak Jasper memberitahu kalau kami beruntung datang ke Wae Rebo sekarang karena jalannya baru di aspal. Jadi kalau dulu start jalan kaki dari dekat rumah pak Blasius dan waktu yang di tempuh kurang lebih 4 jam. Tapi kalau sekarang mobil bisa sampai atas dan waktu tempuh normal 2.5 jam jadi kami menghemat 2 km. Kami mulai jalan kaki dari perbatasan sungai dan jalan aspal. Besok pagi mas Carlo akan menjemput dan mengatarkan kami lagi ke rumah pak Martin untuk istirahat dan makan siang. 


Jadi sebelum ke Wae Rebo ada dua pilihan tempat yang menyediakan makan siang dan menyediakan jasa guide. Di Dintor ada Bapak Martin dan di Denge ada Bapak Blasius. Info dari Pak Jasper guide kami, mereka adalah saudara sepupu dan asli orang Wae Rebo. Mereka adalah orang yang berperan penting untuk mengenalkan Wae Rebo kepada masyarakat luas.


Biaya yang di keluarkan:
  1. Makan 1 x = Rp. 50.000,-/pax  
  2. Guide = Rp. 250.000,-/grup
  3. Upacara penyambutan = Rp. 50.000,-/grup
  4. Menginap di Wae Rebo = Rp. 350.000,-/pax

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor di Puncak Galau Gunung Kapur Ciampea - Bogor

Cimaja Beach Club, Tempat Nongkrong Asik di Pelabuhan Ratu

Kini Akses Menuju Geopark Ciletuh Lebih Mudah dan Cepat Melalui Jalur Loji