Perjalanan Tidak Selalu Semulus Muka Raisa. Kapal Oleng, Kapten! ( LOB )



Malam ke dua live on board ketika saya sedang asik mengobrol dengan salah satu teman di kapal tiba - tiba pak Abdul memanggil nama saya.
" Mbak Julie mbak Julie bisa kebelakang sebentar ada yang mau disampaikan sama kapten dan saya "
Perasaan saya sudah mulai tidak enak dan sedikit ada rasa kawatir. Saya, Pak Abdul dan kapten kapal mengobrol di buritan kapal. Dan pak Abdul mulai mengutarakan permasalahan yang sedang terjadi di kapal.

" Begini mbak ada sedikit masalah di kapal, satu dari mesin kapal ada yang rusak karena busi patah jadi kapal jalannya lambat, pantas dari sore saya sudah mulai curiga kayaknya ada yang aneh sama kapal ini. Barusan kapten kasih tahu saya kalau mesin ada yang rusak dan kemungkinan besok pagi kita tidak akan sampai di Gili Lawa mbak"
Saya pun sempat kaget dan mulai berdoa dalam hati supaya ada jalan keluarnya.
" Waduh jadi gimana pak kira - kira solusinya? " 

Disini saya berusaha untuk tidak panik dan tidak menekan pak Abdul dan juga kaptennya, saya hanya fokus kepada mencari jalan keluarnya bukan fokus pada masalahnya. 
" Saya ngak enak banget sama mbak Julie karena ini pertama kalinya kita kerjasama, saya ngak mau mbak Julie kecewa. Mbak Julie sama teman - temannya sangat bersahabat dan tidak ada yang bawa minuman beralkohol juga ".
" Ya mau bagaimana lagi pak namanya juga musibah, kan ngak ada yang tahu dan ngak ada yang mau. Saya juga disini sama teman -teman sharing cost bukan open trip jadi ketika ada masalah kami tanggung bersama. Terus jadinya solusinya bagaimana pak? ".

Pak Abdul mulai menjelaskna solusinya.
" Jadi solusinya begini mbak, kapal akan diperbaiki di pulau Wera di sana ada bengkel kapal, Kapten sudah tahu dan kenal sama pemilik bengkelnya. Iya kan Kapt "
Pak abdul sambil bertanya dan memastikan si Kapten.
Kapten cuma bisa mengangguk dari raut wajahnya terlihat perasaan tidak enak dan perasaan bersalah.

Pak Abdul kembali melanjutkan penjelasannya.
" Jadi kapal akan sampai di pulau Wera kira - kira jam 3 subuh mba, jam 6 pagi kapten akan langsung mendatangi rumah pemilik bengkel dan langsung memperbaiki kapal, estimasi jam 9 pagi kita mulai sailing lagi ".
" Kemungkinannya berapa persen pak kapal bisa kembali jalan dengan normal lagi? " 
" Kalau saya lihat dari keyakinan kaptennya kira - kira 90% kapal bisa di perbaiki, betul kan Kapt? " Pak Abdul kembali bertanya kepada kapten. 

" Saya sudah mencari jalan keluar lain mbak, kalau saya bawa overland ke Sumbawa itu pasti banyak spot yang terlewatkan dan harus extend karena kapal ferry adanya sore. Kalau extend kemungkinan tiket pesawat akan hangus dan pasti mbak Julie ngak akan setuju. Jadi satu - satunya jalan keluar seperti yang saya sampaikan barusan mbak. Saya juga tadi sudah coba telfon pemilik kapal, mereka harus tanggung jawab juga kan ".
" Yaudah pak mending kapal di benerin di pulau Wera saja kalau begitu ".
" Tapi mbak ada spot yang harus di skip antara Pink beach atau pulau Padar ".
" Waduh pak kalau ada yang di skip pasti teman - teman akan kecewa apalagi kalau pulau Padar yang harus di skip karena itu spot utama mereka. Padahal mereka sudah excited banget besok sampai di Gili Lawa ".

" Masalahnya besok perjalanan dari pulau Wera ke Gili Lawa kurang lebih 4 jam, kalau kita berangkat jam 9 pagi sampai di Gili Lawa estimasi jam 1 siang. Belum lagi treking ke Gili Lawa itu sekitar 30 menit. Dan perjalanan dari Gili Lawa ke Pink beach makan waktu kira - kira 2 jam mbak. 
" Yaudah pak ngapapa yang penting kami pernah ke Pink beach, jadi besok di kejar untuk Gili Lawa dan sunset di Pink beach. Untuk hari terakhir kita pepetin waktunya ke Padar, Rinca dan Kanawa. Untuk Rinca kita ambil yang short track saja supaya semua spot dapat ".

" Oke mbak kalau begitu bisa juga sambil kita lihat kondisi di perjalanannya, sekarang mbak Julie bisa kasih penjelasan ke teman - temannya ". Ohh yah mbak... bilang sama teman - temannya kalau di pulau Wera itu tempat pembuatan kapal jadi bisa sambil lihat - lihat pembuatan kapal dan bisa snorkling juga, cuma pesan untuk yang perempuan kalau bisa pakai bajunya yang sedikit sopan saja ".
" Baik pak saya coba kasih tahu mereka dulu yah ".

Saya pun memanggil semua teman - teman untuk berkumpul, ada beberapa yang sudah tidur jadi terpaksa mereka harus bangun. Saya mencoba menyampaikan permasalahan yang sedang kami alami di kapal dan memberitahu jalan keluarnya. Kelihatannya mereka tidak keberatan dan memahami situasi dan kondisi yang tengah kami hadapi. Sebagian memahami kalau kami disini sharing cost jadi masalah kami tanggung bersama. Untuk mencoba menghibur mereka saya bilang kapal rusak ada hikmahnya karena bisa mampir di pulau Wera spot di luar itinerary jadi nambah tempat baru yang belum pernah di kunjungi. Bagi David, Berry, Julius dan Firman selagi bisa nemu spot untuk snorkling mereka pasti senang.

Selesai memberikan penjelasan kepada teman - teman pak Abdul kembali memanggil saya.
" Mbak Julie ada kabar gembira nih, barusan saya di telfon sama pemilik kapal. Di Labuan Bajo ada kapal kapasitas 25 orang lebih kecil dari kapal ini tapi muat lah untuk kita semua, mesinnya ada 3 jadi jalannya lebih cepat. Malam ini kapal akan berangkat dari Bajo untuk jemput kita ".
" Wah syukur lah pak kalau begitu jadi besok kami bisa santai di Pink beach ".
" Iya mba besok kira - kira jam 6 pagi mereka jemput di pulau Wera jadi biar besok tidak terburu - buru pas pindah kapal jadi malam ini bisa sambil packing mbak ".
" Oke pak saya kasih tahu teman - teman dulu kalau ada perubahan rencana ".

Puji Tuhan akhirnya ada jalan keluar untuk permasalahan yang kami alami ketika sailing. Siapa yang akan mengira kalau kapal yang kami tumpangi salah satu mesinnya akan mati. Terkadang perjalanan tidak selalu semulus muka mba Raisa dan seperti yang di harapkan. Pasti ada saja masalah yang akan di hadapi justru disini lah makna dari perjalanan. Bagaimana cara kita menghadapi masalah tersebut karena saya yakin semua masalah pasti ada jalan keluarnya. Setiap perjalanan pasti mempunyai cerita sendiri dan ini akan menjadi cerita juga pengalaman baru bagi kami.


Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor di Puncak Galau Gunung Kapur Ciampea - Bogor

Cimaja Beach Club, Tempat Nongkrong Asik di Pelabuhan Ratu

Kini Akses Menuju Geopark Ciletuh Lebih Mudah dan Cepat Melalui Jalur Loji