Penglipuran, Desa yang Tertata Rapih dan Bersih

Desa Penglipuran
Dari Tegalalang kami langsung melanjutkan perjalanan ke daerah Bangli disana kami akan mengunjungi sebuah desa yang cukup terkenal yaitu  desa Penglipuran. Desa Penglipuran merupakan salah satu desa adat yang telah berkembang menjadi desa wisata yang sangat ramai dikunjungi para wisatawan, lokal maupun mancanegara. Saya sendiri tahu desa Penglipuran karena Desa ini pernah jadi lokasi syuting FTV. 
Hutan bambu

Sebelum sampai di Desa Penglipuran mata kami dimanjakan dengan keindahan hutan bambu yang rindang dan sejuk. Dan akhirnya kami pun sampai di Desa Penglipuran Bangli. Di sebelah Pura Penataran ada loket masuk, kami harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 15.000/orang. 
Pintu masuk desa Penglipuran
Bersih dan rapih
Setelah membayar tiket masuk kami mulai memasuki area desa ini, cuaca pada saat itu sedikit mendung jadi foto yang saya ambil kurang maksimal. Tidak salah kalau desa Penglipuran ini di anugerahi Kalpataru dan juga desa terbersih di dunia. Karena desa Penglipuran ini memang bersih tidak ada sampah satupun, rumahnya saling berhadapan jadi tertata rapih dan setiap rumah di depannya dihiasi dengan tanaman, selain itu penduduk disini juga ramah - ramah.
No Rumah + Nama anggota keluarga
Angkul - angkul
Untuk tata ruang desa, setiap rumah memiliki sebuah pintu gerbang yang disebut angkul-angkul. Dan setiap rumah memiliki kemiripan dari pintu gerbang, rumah utama, dapur bahkan cat rumah. Uniknya di depan pintu masuk pekarangan setiap rumah selain tertera no rumahnya juga tertera nama seluruh anggota keluarganya.
Rumah dapur
Isi dari rumah dapur
Kami mencoba masuk ke salah satu rumah penduduk desa karena penasaran ingin mengetahui didalamnya seperti apa. Akhirnya kami masuk ke rumah Pak Putu, menurut cerita dari pak Putu rumah disini diwariskan secara turun temurun. Di dalam pekarangan rumah ada yang disebut rumah dapur biasanya ditempati/ditiduri oleh anggota keluarga yang tertua. Rumah dapur ini adalah rumah dengan tempat tidur dan dapur menjadi satu didalamnya. Menurut pak Putu rumah dapur adalah rumah sehat karena hawanya bergulir terus kalau dingin tidak dingin dan kalau cuaca sedang panas tidak panas.
Hutan Bambu Bangli
Akhirnya kami berpamitan pada pak Putu dan memberikan sedikit rejeki karena sudah menjelaskan sedikit tentang desa Penglipuran. Dari sini kami langsung ke Bali karena ini adalah malam terakhir kami di Bali. Sebelum melanjutkan perjalanan kami menyempatkan diri turun sebentar di hutan bambu untuk berfoto, sayang kami harus buru - buru kebali jadi tidak bisa mengeksplore hutan bambu Bangli. Padahal hutan bambu Bangli sangat instagramable banget, yasudah lah yah anggap saja hutan bambu itu adalah bonus untuk kami . Akhirnya desa Penglipuran dan hutan bambu Bangli adalah destinasi terakhir kami di Bali. Besok malam kami akan kembali ke Jakarta, semoga lain waktu kami bisa kembali lagi ke Bali untuk mengeksplore tempat wisata yang lainnya.

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor di Puncak Galau Gunung Kapur Ciampea - Bogor

Cimaja Beach Club, Tempat Nongkrong Asik di Pelabuhan Ratu

Kini Akses Menuju Geopark Ciletuh Lebih Mudah dan Cepat Melalui Jalur Loji