Keliling Kota Makassar

Fort Rotterdam
 Minggu malam Jam 08 Bis Panaroma membawa kita menuju Makassar, tak terasa sekitar Jam 5 pagi di Hari Senin tanggal 12 Oktober kita sampai di Terminal Daya. Ternyata Bis dari Tana Toraja akan mampir di Bandara sebelum ke Terminal Daya jadi untuk kalian yang punya Itinerary dari Tator langsung kembali ke Kota masing masing bisa di coba. Karena masih pagi kita langsung cari Mesjid untuk Deli dan Mba Enno Shalat subuh untung lha persis di depan Terminal Daya ada Mesjid. Kita pun sempat rebahan sebentar dan bersih bersih karena nanti kita akan mampir ke Kantor Cabang Gw yang tidak jauh dari sini.
Foto Carielnya aja :D
Coto Makassar
Kita pun cari sarapan yang dekat dengan Mesjid, akhirnya ketemu kedai yang menjual Coto Makassar. Selesai sarapan Gw langsung telfon Pak Gafur supir kantor cabang Makassar untuk jemput kita karena Gw sendiri belum pernah ke Kantor Cabang. Pak Gafur pun datang dan mengantarkan kita ke Daerah pergudangan KIMA, karena masih pagi jadi masih banyak yang belum datang.

Masih sepi
Dibelakang Stok Beras
Karena karyawan yang lain belum datang jadi Gw sempat foto foto di kantor hehehe. Tidak berapa lama Mba Siska Admin Gudang yang kemarin ikut ke Maros dan Mba Indah bagian Accounting datang, ini kali pertama Gw bertemu dengan Mba Indah. Biasanya kita cuma komunikasi by phone atau email dan YM, kalau Mba Siska sudah ketemu pas ke Maros. Pak Jensang pun Kepala Cabang datang, Gw juga baru pertama bertemu beliau. Untuk Kepala Cabang lainnya Gw pernah bertemu pas Meeting di Jakarta tapi pada saat itu Pak Jensang berhalangan hadir.

Sharing

Gw pun si sambut dengan hangat oleh semua karyawan Cabang Makassar, mereka cerita tentang tempat tempat wisata yang ada di Sulawesi selatan. Ada yang cerita tentang Suku Kajang yang ada di dekat daerahnya di Bulukumba. Mendengar cerita suku Kajang tidak beda jauh dengan Suku Badui Dalam di Banten. Pak Jensang cerita tentang Pernikahan di Makassar, katanya kalau di Toraja biaya upacara Kematian mahal tapi kalau di Adat Bugis Makassar biaya untuk pernikahan yang Mahal. Karena pihak laki laki harus mengeluarkan uang Panaik untuk Pihak Perempuan.   Uang panaik bermakna pemberian uang dari pihak keluarga calon mempelai laki-laki kepada keluarga calon mempelai wanita dengan tujuan sebagai penghormatan. Pak Jensang cerita kalau 3 anaknya semua Laki laki dan 1 anak Laki lakinya sudah menikah, pada saat anaknya menikah seminggu sebelum acara Pernikahan keluarga dari Pak Jensang dan Istrinya berkumpul di rumah. Pak Jensang bilang " itu mba yang bikin saya pusing juga karena setiap hari dalam seminggu saya harus menyediakan banyak makanan untuk sanak saudara ".

Certita cerita seperti ini yang menambah wawasan Gw langsung tentang Adat dan kebiasaan suatu daerah. Kebetulan tidak berapa lama ada Pak Frengki salah seorang Rekanan Ekspedisi yang kebetulan sedang berkunjung ke Kantor datang jadi Gw bisa ketemu secara langsung. Sebelum keliling Makassar dan Check in di Homestay Gw masih harus menunggu Pak Jamal karena beliau janji besok Selasa akan mengantarkan kita ke Bulukumba, Beliau adalah Kepala Cabang Bulukumba. Ketika Pak Jamal datang ternyata Beliau tidak bisa mengantarkan kita karena ada pekerjaan yang harus diselesaikan di Kantor Cabang Sidrap. Ok Pak tidak apa apa kita bisa pergi dengan kendaraan umum yang sudah kita cari tahu melalui beberapa Blog orang.

Pak Jamal, Julie, Mba Indah, Pak Jensang, Pak Irwan, Pak Daeng

Setelah selesai bersilaturahmi Gw pun pamit untuk melanjutkan perjalanan, Pak Irwan pun mengantarkan kita ke Homestay Aisyah yang sudang di Booking oleh Ainun. Diperjalanan Pak Irwan dapat telfon dari Pak Frengki, katanya Pak Frengki mengajak kita makan siang di salah salah satu Restaurant Seafood yang enak di Makassar. Wah memang rejeki tukang jalan ada saja yah, Pak Irwan mengajak kita keliling kota Makassar sambil nunggu jam makan siang.

Makan enak
Pak Frengky sudah sampai duluan dan beliau sudah memasan semua makanan jadi kita tinggal duduk manis. Terima kasih Pak Frengky yang sudang trakir kita makan Seafood Enak, dari sana kita langsung pamit ke Pak Frengky. Beliau masih harus kerja dan kita mau istirahat sebentar di Homestay. Pak Irwan pun mengantarkan kita ke Homestay Aisyah yang berada di Losari, untuk Rate permalamnya Rp. 200.000,- karena kita bertiga jadi harus tambah Rp. 50.000,-. Untuk Homestay kita dapat Free dari Ainun karena katanya sebagai perminta maaf tidak bisa bertemu dan menginap di Rumahnya selama di Makassar, terima kasih yah Ainun. Pak Irwan pun pamit kembali ke Kantor nanti sore beliau akan datang lagi katanya masih mau ngajak keliling. Rencananya nanti sore kita mau ke Fort Rotterdam, tempatnya tidak jauh dari Losari. Selesai istirahat dan Mandi kita bergegas menuju Fort Rotterdamn, dari Losari kita hanya naik Pete Pete sekali, ongkosnya per orang Rp. 5.000,-. 
Fort Rotterdam (Foto credit : Deli)
Pintu masuk
Masuk ke dalam Fort Rotterdamn tidak ada tiket tapi kita hanya disuruh membayar seiklasnya. Kita pun mulai mengexplore bagian dalam Benteng ini.

View pertama masuk
Museum La Galigo
Depan Museum
Bagian atas
Sekeliling Fort Rotterdam
Gw & Deli nunggu Mba Enno lagi masuk Museum
Didalam terdapat sebuah Museum namanya Museum La Galigo, Cuma Mba Enno yang masuk dalam Museum Gw dan Deli nunggu di Luar. Kita juga bisa naik ke Bagian atas Benteng, lumayan untuk foto foto kota Makassar dari atas. Tidak berapa lama Pak Irwan telfon Gw ternyata beliau sudah ada diluar menunggu kita. Akhirnya kita langsung keluar karena nga enak sama Pak Irwan kalau harus nungguin kita. Pak Irwan ngajak kita ke daerah Gowa katanya disana ada Benteng juga namanya Benteng Somba Opu.

Somba Opu (Foto credit : Mba Enno)
Somba Opu (Foto credit : Mba Enno)
Benteng bersejarah ini berada di dalam area kompleks Miniatur Budaya Sulawesi Selatan, serta bentuk bentuk rumah tradisional suku suku yang ada di Sulawesi Selatan seperti suku Bugis, Makassar, Toraja, serta Mandar. Sayang Rumah tradisional yang ada disini tidak di kelola dengan baik jadi banyak contoh Rumah tradisional yang sudah rusak. Konon katanya Benteng Somba Opu menjadi saksi kegigihan rakyat Makassar yang di pimpin oleh Sultan Hasanuddin dalam mempertahankan kedaulatan negerinya dari penjajah Belanda. 

Senja di Gowa
Dari Sombo Opu Pak Irwan ngajak kita untuk makan makanan khas Makassar yaitu Barobo dan Kapurung. 
Tempatnya asik
List harga
Kiri Barobo, Kanan Kapurung (Foto credit : Deli)
Barobo adalah bubur dari Jagung manis yang didalamnya ada sayuran, sedangkan Kapurung adalah makanan yang terbuat dari tepung sagu kalau di Maluku dikenal dengan Papeda. Kapurung dimasak dengan campuran ikan atau daging ayam dan aneka sayuran. Gw lebih suka Barobo dibanding dengan Kapurung, Deli dan Mba Enno ternyata sama dengan Gw. Selesai Kulineran kita ke daerah Somba Ompu untuk beli Ole ole, Somba Opu tidak jauh dari Pantai Losari juga. Ternyata di Somba Opu juga menjual Kain, kaos dan Kopi Toraja.

Untuk kaos nya juga murah dan bahannya bagus, Gw beli satu untuk dipakai sendiri. Kain tenun Makassarnya juga murah, ada yang harganya hanya Rp. 40.000,- sudah plus selendang, Gw rasanya pingin beli banyak untuk Nyokap di Kampung tapi apa daya Budget kurang hehehe. Selesai beli Ole ole kita kembali ke Homestay, Pak Irwan memberitahu kalau besok dia akan mengantarkan kita ke Bulukumba karena Pak Jensang sudah menitipkan kita kepada Pak Irwan. Bersyukur banget akhirnya kita bisa diantar ke Bulukumba oleh Pak Irwan jadi tidak perlu bingung untuk jalan jalan selama disana. Tidak berapa lama Pak Irwan pulang kita pun mau nongkrong di Pantai Losari sekalian hunting Pisang Epe yang dan minuman Sarabba.

kawasan Kuliner Makassar (Foto credit : Deli)
Sarabba (Foto credit : Deli)

Banyak yang jual Pisang Epe & Sarabba (Foto credit : Deli)
Harga untuk satu Porsi Pisang Epe dan segelas Sarabba adalah Rp. 10.000,-. Setelah rasa penasaran sudah terobati akhirnya kita kembali ke Homestay untuk istirahat karena besok kita akan pergi ke Bulukumba. Hari ini kita Full seharian keliling Kota Makassar dan Wisata Kuliner, besok kita akan melanjutkan perjalanan lagi ke tempat lainnya.


Thank You Makassar :)


Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor di Puncak Galau Gunung Kapur Ciampea - Bogor

Cimaja Beach Club, Tempat Nongkrong Asik di Pelabuhan Ratu

Kini Akses Menuju Geopark Ciletuh Lebih Mudah dan Cepat Melalui Jalur Loji