Traveling ke Pulau Labengki (day 1)

Labengki Kecil



Setelah setahun bertapa akhirnya saya traveling agak jauh lagi, terakhir tahun lalu di bulan yang sama ke Ranukumbolo dan Bromo. Memang niatnya sehabis lebaran saya mau traveling tapi masih bingung antara mau ke Pulau Togean, Pulau Weh atau Pulau Labengki Sombori. Hitung - hitung trip bulan Juli adalah reward atau hadiah ulang tahun untuk diri saya sendiri hehehe ... (nasib jomblo). Singkat cerita akhirnya saya memilih traveling ke Pulau Labengki dan Sombori bersama mba Cecil. Kenapa saya memilih Labengki Sombori karena budgetnya lebih masuk di kantong saya dari dua destinasi lainnya. Sebenarnya ada dua pilihan untuk ke Labengki Sombori, bisa budget ala koper seperti teman saya Dwinda atau budget ala backpacker seperti teman saya Vero hehehe... maaf yah gais namanya kesebut. Yang pasti saya lebih memilih budget ala backpacker aja yang murah meriah manteb. Jadi buat sobat missqueen ku gak perlu kuatir karena sebenarnya traveling ke pulau Labengki dan Sombori termasuk murah kok.

Mumpung di Sulawesi jadi saya rencana akan lanjut ke Makassar revisit Rammang - Rammang dan Bantimurung. Setelah tanya - tanya Mas Adi guide lokal disana yang di rekomendasi dari teman saya Vero kami akhirnya pilih travel organizer lain karena open trip mas Adi belum memenuhi quota (quota minimal 10 orang). Oh yah kalau kalian mau kesana bisa contact mas Adi +62 822-9866-9866 karena mas Adi salah satu travel lokal yang terpercaya dan terkenal loh di sana. Cari open trip sana sini akhirnya ketemu salah satu travel yang waktunya dan budgetnya pas. Karena ada upgrade penginapan dari tidur di balai desa ke homestay jadi kami ada biaya tambahan dua ratus ribu per orang jadi biaya trip Rp. 1.225.000,-/orang .

Mba SRI

Kamis pagi tanggal 19 Juli sehari sebelum trip kami berangkat ke kota Kendari dengan bandara Haluoleo. Karena meeting poin hari jumat jam 07.30 pagi di bandara, cari aman karena takut pesawat jumat pagi delay jadi kami pergi sehari sebelumnya. Sampai di bandara kami di sambut dengan teriakan - teriakan orang yang menawarkan taxi. Banyak sekali agent yang menawarkan taxi dan taxi disana bisa pakai argo atau mereka langsung menawarkan Rp. 100.000,- sampai di hotel / kota Kendari. Sudah coba nego dengan beberapa driver tetap saja rate nya sama. Akhirnya kami memilih langsung membayar Rp. 100.000,- karena ternyata jarak antara bandara ke pusat kota lumayan jauh. Di Kendari Grab sudah masuk tapi jangan harap di bandara kalian bisa dapat Grab karena sinyal Grab disana langsung di non aktifkan kecuali Grab dari kota ke Bandara.


Kamar & b'fast

Kami menginap di Kendari Suite Hotel, permalam Rp. 280.000,- include breakfast. Kamar dan sarapannya hotel nya over all OK tapi sayang selain bed cover mba Cecil yang ada jamur juga bercak gak jelas sepertinya sprei nya tidak di ganti karena pas tidur saya mencium aroma - aroma kurang sedap hahaha ...
Dan ternyata teman yang booking via airy room juga mengalami hal yang sama, sialnya lagi salah satu kamar mereka pintunya tidak bisa di buka dari dalam jadi kalau mau keluar harus manggil orang dulu. Mau komplen juga sungkan karena harganya murah meriah jadi sesuai lah yah dengan harga.


Let's Get Lost ...


OTW


Trip kali ini ternyata adalah gabungan dari beberapa trip dengan di temani oleh guide lokal mas Iqbal dan mas Temon. Gak di sangka - sangka di trip ini saya ketemu teman lama Rino dan Manda. Jumlah peserta tripnya kurang lebih ada delapan belas orang ada yang dari Jakarta, Bogor, Surabaya, Yogyakarta, Wonosobo dan delapan orang dari Makassar. Dan di sana akhirnya kami jadi terpecah dua grup, karena adek adek dari Makassar punya Geng sendiri, kalau kata Yudi sih Geng Dua Lipa. Oh yah umumnya kapal dari Kendari ke Labengki nyebrang melalui Dermaga Pantai Biru tapi kemarin kami dari Dermaga Batu Gong karena katanya lebih cepat dan ombaknya juga lebih aman. Perjalanan lumayan cukup lama kurang lebih dua jam, jadi kalian bisa istirahat sambil bobo bobo dulu. Dalam perjalanan kami di suguhi sirup dingin dan snack di kotak kecil, lumayan untuk ngeganjal perut dan itu sudah include di paket trip.


Touch down

 1. Danau Mahumalalang
 
View pakai drone (foto credit : Yudi)
Danau Mahumalalang
Warna danaunya hijau tosca


Spot pertama yaitu Danau Mahumalalang, danau yang ada di tengah pulau dan di kelilingi oleh batu karst. Sarung tangan itu kudu wajib di bawa kalau mau ke Labengki Sombori karena kebanyakan spotnya adalah batu karst yang tajam. Saya duluan naik ke dalam danau Mahumalang, gerak saya kurang bebas karena sendal gunung saya kurang aman untuk di ajak treking di bebatuan seperti ini. Sesekali sendal saya nyangkut di sela batu dan saya harus menarik kaki saya pakai tangan karena kalau di tarik paksa sendal saya bisa putus. 

Ternyata untuk foto di ujung batu tidak semudah yang terlihat di foto. Saya harus hati - hati sekali karena kalau salah pegangan dan salah cari pijakan bisa jatuh. Kebayang gak sih kalau jatuh kepala bisa bocor dan badan berdarah darah karena batu karst yang runcing - runcing. Kalau kaki baret - baret dikit sih di sini wajar lah yah biar ada kenang- kenangannya. Baru pose beberapa gaya kepala saya langsung keleyengan lihat ke bawah danau dan badan saya gemetaran. Dari pada kenapa - kenapa saya langsung turun gantian dengan yang lain.
View nya kece
Mba Nadine hahaha ...
Sambil nunggu yang lain gantian berfoto saya cari view dan spot bagus untuk foto. Kebayang donk berapa lama saya harus nunggu dari 18 orang peserta trip. Untung view laut di depannya gak kalah cantik jadi saya gak mati gaya.
Kapalnya menjauh siap2 angkat celana tinggi2


Setelah selesai dari spot pertama kami langsung ke spot ke dua dan sekaligus tempat kami menginap yaitu Labengki Kecil. Saya kemarin sempat nanya sama Vero yang duluan ke sini, dia bilang kalau kemarin menginap di balai desa pulau Sombori. Di sana air serba beli, mau itu air untuk mandi, buang air dan minum.

Sekilas Info  
Sedikit info dari mas Iqbal kalau open trip yang sebelumnya itu menginap di balai desa pulau Sombori that's why harganya lebih murah. Karena ada sedikit kecemburuan sosial dari penduduk di sana, kenapa tamu yang datang tidak menginap di rumah penduduk saja hitung - hitung menambah pemasukan warga disana. Karena masalah itu jadi lah balai desa tidak di perbolehkan lagi di pakai untuk menginap dan memang kebetulan kemarin kesana akan ada pemilihan kepala desa yang baru. Karena rumah penduduk pulau Sombori masih kurang layak/memadai dan fasilitasnya juga masih kurang jadi semua travel organizer lokal menempatkan peserta trip menginap di pulau Labengki karena di nilai lebih baik dari segi fasilitas dan kenyamanannya.

2. Desa Suku Bajo ( Labengki Kecil )


transportasi di sana


Pemukiman Suku Bajo
Clear water
Saya menyapa dan melambaikan tangan ke perahu sampan yang berpapasan dengan perahu kami dan adik adik yang ada di dalam sampan langsung menyambut ramah dengan senyum yang hangat. Perahu kami sandar di belakang homestay tempat kami menginap. Dari belakang dermaga saja air lautnya bening bawaannya pengen langsung nyebur.


Kenalan sambil bagi2 permen
Anak - anak suku Bajo
Sherly, Selfi, Juni, dkk

Sampai di homestay ada beberapa anak - anak suku Bajo yang datang melihat kedatangan kami. Saya langsung menaruh carriel saya di teras dan mengambil beberapa makanan ringan yang sengaja saya bawa untuk mereka. Lalu saya menghampiri mereka dan berkenalan sambil membagikan permen Yupi, dengan muka polos mereka memperkenalkan nama mereka satu persatu. Sherly, Juni dan Selfi beberapa nama yang saya ingat, maklum lah faktor U jadi agak susah mengingat nama - nama. Saking senangnya ngobrol sama mereka tiba - tiba mba Cecil datang 
" Jul kita belum dapat kamar loh, kamar depan udah di tag in sama mereka  ". 
Saya sampai lupa kalau harus dulu - duluan cari kamar, saya pasrah mau tidur di mana saja. Untung mba Cecil dapat kamar biarpun ukuran kamarnya lebih kecil dari yang lain tapi cukup untuk saya, mba Cecil dan Manda.


di anterin sampai dermaga

Baru ngobrol sebentar dengan anak - anak suku Bajo mas Iqbal langsung memanggil kami untuk bersiap ke spot berikutnya sambil makan siang. Mereka langsung nanya 
" Kaka mau kemana ? "
" Mau ke pantai Pasir Panjang Dek "
" Aku ikut yah ka " mereka semua langsung senang dan bilang mau ikut
" tapi kalian harus ngomong sama om Iqbal dulu yah boleh ikut atau enggak "
Karena gak dibolehin sama mas Iqbal jadi mereka gak bisa ikut padahal saya berharap mereka bisa ikut. Sherly anak yang paling besar dari antara semuanya dan paling cerewet langsung bertanya lagi.
" Kaka nanti pulang jam berapa ? "
" Mungkin jam enam sore "
" Yah lama sekali "
" Nanti malam kami kesini lagi yah kak "
" Ok Nanti malam kita main lagi yah ".
Mereka mengikuti saya ke dermaga dan melambaikan tangan 
" Dadah kak Juli...dadah kak Juli ...".
Ah senangnya mereka menyambut saya dengan hangat dan mengingat nama saya.

3. Pantai Pasir Panjang


Pantai Pasir Panjang (Foto credit : Yudi)

Spot ke tiga adalah pantai Pasir Panjang, pantai dengan pasir putih dan pohon kelapa yang melambai berjajar rapih di pinggir pantai. Di jamin kalian bakal betah berlama - lama di sini karena selain viewnya keren di sini bisa menikmati suasana pantai dengan semilir angin pantai.


Aini & Lestari
Sumur air tawar
Ternyata adik - adik ini adalah adik - adik yang berpapasan menaiki perahu sampan ketika menuju pulau Labengki kecil. Ada Aini, Lestari, Kesi dan Marsya namanya bagus - bagus yah. Untung saya masih punya sisa coklat di tas kecil jadi saya bisa bagikan kemereka, tau di sini ada anak kecil saya pasti bawa cemilan. Mereka menyebrang ke pantai Pasir Panjang untuk menemani ibunya yang sedang menyuci baju di air tawar. Sekalian mengambil air tawar yang bersih dari sumur yang ada di pantai ini. Perjuangan banget yah mau ngambil air tawar saja.
Model amatir nih
Saya langsung hunting foto di sekitar pantai Pasir Panjang, luar biasa pemandangannya keren banget. Warna air laut dan langitnya biru banget, asik untuk berenang dan main - main air. Beruntungnya kemarin ketemu sama baby manta atau pari, sayang saya tidak sempat ambil fotonya cuma saya videoin di HP nya Yohana. Kalau mau kesini lebih baik bawa hammock, selain bisa santai - santai bisa di jadikan property untuk foto kece.


Kelapa muda langsung dr pohonnya >.<

Kalau mau minum kelapa muda bisa minta di ambilin dan di kupasin tapi udahnya harus kasih uang Rp. 10.000,- per buah yah hahaha...  Saya, Yohana dan Mba Susan memilih untuk snorkling walaupun ikannya sedikit dan karangnya gak ada tapi lumayan lah buat main air. Sedangkan teman - teman yang lain naik ke atas batu karst untuk hunting foto.
Foto full team
Karena kami mau mengejar ke Mercusuar di pulau Labengki akhirnya langsung pindah spot. Kata mas Iqbal kalau mau ke Mercusuar harus hari ini karena kalau besok atau lusa tidak keburu waktunya.

4. Mercusuar Labengki Kecil


Mercusuar Pulau Labengki
view dari atas Mercusuar

Hanya beberapa saja yang ikut ke Mercusuar sedangkan yang lain memilih untuk tinggal di homestay dan mandi. Kalau saya pasti gak mau kelewat satu spot pun mumpung lagi di sini jadi semuanya kalau bisa di kunjungi. Sayang awannya agak mendungn dan gak ada matahari jadi kami gak bisa menikmati sunset. Mercusuar ini agak tidak terawat terlihat dari tiang anak tangganya beberapa ada yang uda lepas dan patah. Kalau mau naik ke atas harus satu - persatu karena takut besinya sudah lapuk dan ambruk.


Akhirnya semua spot hari pertama di Pulau Labengki sudah check list semua sekarang kami kembali ke homestay untuk mandi dan siap - siap makan malam. Di homestay Sherly, Juni dkk sudaberkumpul mereka malah senam SKJ di pimpin oleh Sherly. Selesai SKJ mereka langsung berenang ke laut. Bahagia banget yah mereka bisa menikmati masa kecil dengan bermain bukan dengan gadget hehehe ... 


Tips 

1. Kudu wajib bawa sarung tangan
2. Bawa sendal gunung yang aman, lebih aman bawa sepatu 
3. Bawa cemilan yang banyak untuk adik - adik disana

Comments

Popular posts from this blog

Cerita Horor di Puncak Galau Gunung Kapur Ciampea - Bogor

Cimaja Beach Club, Tempat Nongkrong Asik di Pelabuhan Ratu

Kini Akses Menuju Geopark Ciletuh Lebih Mudah dan Cepat Melalui Jalur Loji